Friday, April 25, 2008

Dibalik 30.000 Rupiah...


Kemiskinan menjadi salah satu hal yang memprihatinkan di Indonesia. Orang-orang berusaha mencari pekerjaan yang layak supaya terhindar dari kemiskinan. Namun, penghasilan yang mereka capai dalam sehari, kurang memenuhi kepuasan mereka. Bagaimana mereka mengatasi semuanya ini? Mari kita lihat berdasarkan pengalaman saya berbincang-bicang dengan tukang rujak.

Sekitar jam 4 sore, sehabis pulang dari tempat les, Saya bersama Linsy dari X-1 di santa Ursula, berjalan bersama menuju gerombolan pedagang keliling. Banyak persamaan diantara mereka. Baju kumal, keringat bercucuran di wajahnya, sebagian besar diantara mereka tidak mengenakan sesuatu yang berbau emas. Setiap pandangan kami melintas, mereka suka mengambil kesempatan untuk ‘mempromosikan’ dagangannya Diantaranya, kami melihat tukang bakso. Pada mulanya, kami ingin mewawancarai tukang bakso tersebut. Sayang sekali, ternyata beliau menolak untuk diwawancarai entah karena ia malu, entah karena ia malas atau mungkin merasa rugi, ‘kok bukannya membeli malah nanya-nanya urusan pribadi’. Justru Ia menyarankan kami untuk mewawancarai seorang tukang rujak. Penjual rujak pun bersedia untuk diwawancarai.

Pedagang rujak itu pun datang berdiri di dekat gerobaknya, ia mengambil buah dan memotong hingga menjadi bagian kecil. Sebagai orang berumur 43 tahun, wajahnya lebih tua daripada umurnya. Sudah mulai muncul keriput. Tahi lalat tumbuh di pipi kanannya. Bajunya lecek, dan kusam bewarna biru dengan garis-garis kuning. Di kepalanya, ditutupi dengan topi merah bertuliskan “inspired kids”.

Pak Tono, bekerja sebagai seorang pedagang rujak sejak tahun 1990. Ia berjualan rujak di depan Indomaret di Taman Permata Buana, Jakarta Barat. Umurnya 43 tahun. Beliau berasal dari Jawa Tengah. Ia sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Istri dan anak-anaknya tinggal di kampung, sementara ia sendiri di Jakarta mencari nafkah. Istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga sedangkan anak-anaknya masih bersekolah. Rata-rata penghasilan Pak Tono sehari kurang lebih Rp. 30.000,00. Sebagian kecil dari penghasilannya Ia gunakan untuk makan dan kebutuhan pribadi lainnya, Sebagian besar dari penghasilannya Ia gunakan untuk biaya sekolah anak-anaknya. Pak Tono selalu pulang kampung apabila penghasilannya sudah mencukupi kebutuhan keluarganya.

Stella, X-5/23

No comments: