Friday, April 25, 2008

Refleksi "kaya" dengan caranya sendiri

Banyak hal dari hasil wawancara ini yang dapat saya pelajari, salah satunya adalah semangat Bpk. Agung. Walaupun dia hidup berkekurangan tetapi ia tidak menyerah dengan keadaannya, ia tetap berusaha untuk menghidupi keluarganya. Meskipun ia berkekurangan ia tetap menginginkan anaknya dapat menjalani pendidikan walaupun ia menyadari pendidikan itu tidaklah murah dan untuk itu ia perlu bekerja lebih keras lagi.

Hal yang paling berkesan untuk saya adalah bagaimana Bpk. Agung tetap mensyukuri dan menikmati kehidupannya walaupun ia hidup berkekurangan. Meskipun dia hanya bekerja sebagai penjual minuman ia mencintai dan melakukan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Baginya kekayaan itu tidak harus selalu tentang uang, ia merasa kaya dengan hal-hal lain yang dimilikinya, hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Kadang banyak dari kita yang mengukur segala sesuatu dengan uang, bahkan ada yang mengatakan kebahagian itu ada jika kita memiliki uang, kita tidak menyadari bahwa banyak hal-hal yang dapat membuat kita bahagia meskipun tidak memiliki uang. Bpk. Agung tidak perlu memiliki banyak uang untuk membuatnya merasa kaya. Ia merasa kaya dengan adanya keluarga yang menyayanginya dan kehidupannya sekarang.

Setelah melakukan wawancara dengan Bpk. Agung, saya menyadari ternyata di luar sana banyak sekali orang-orang yang hidupnya tidaklah mudah, untuk mendapatkan uang yang tidak seberapa mereka harus bekerja keras dari pagi sampai larut malam. Selama ini saya seperti hidup di dalam kotak yang telah diatur senyaman mungkin oleh kedua orangtua saya sehingga saya tidak mengerti apa rasanya hidup serba berkekurangan, karena terbiasa dimanja oleh orangtua kadang saya “menutup mata” pada orang-orang yang susah. Saya sering tidak bersyukur atas apa yang saya miliki, padahal saya dapat bersekolah di sekolah yang bagus, setiap hari mendapat uang jajan dari orangtua saya tanpa perlu bekerja keras, dapat hidup nyaman sedangkan diluar sana banyak orang yang tidak dapat merasakan kehidupan seperti yang saya miliki sekarang ini. Setelah wawancara ini saya merasa bersyukur atas apa yang telah saya miliki, dan mungkin untuk menciptakan kehidupan yang nyaman untuk saya kedua orangtua saya telah bekerja membanting tulang karena itu saya harus menghargai apa yang telah mereka berikan dan tidak menuntut macam-macam.