Saturday, April 26, 2008

Marie Michelle Suwignyo / 17


Demi Bertahan Hidup Usia pun Jadi Terlupakan



Namanya Bibi Sumiarti. Pada tahun 1940 Ia lahir di kota Surabaya. Bibi Sumi -begitu ia akrab dipanggil- memiliki seorang saudara laki-laki yang sekarang tinggal di kampung.
Semasa kecilnya, bibi Sumi rajin membantu orang tuanya dirumah. Dan pada waktu usianya genap 36 tahun, Ia bekerja pada seorang dokter gigi yang memiliki empat orang anak. Dan selama tujuh tahun Ia menjaga ke empat anak tersebutsampai pada suatu saat ia dibawa dari Surabaya ke Ciputat karena majikannya pindah tempat kerja.
Ia pun berusaha belajar hidup di daerah orang. Daerah yang dianggapnya masih asing. Hingga pada suatu saat Ia berhenti dari majikan yang membawanya ke kota tersebut karena merasa sudah tak sanggup menjaga keemat anak-anak itu.
Bibi Sumi pun berkelana ke daerah yang lebih basar dari kota sebelumnya. Lingkungan baru yang merupakan kota besar dimana segala kemungkinan dapat terjadi di sini, yaitu Jakarta.
Dengan usaha yang keras Ia mencoba beradaptasi dengan lingkungan yang baru ini. Hingga pada suatu saat Ia mendapat pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga dan bertahan selama 17 tahun.
Sekarang usianya sudah 68 tahun, rambut yang menipis, jalan yang tertatih-tatih dan kondisi tubuhnya yang mulai melemah pun tak mampu menghalangi pengabdianya pada majikannya tersebut dan semua itu dilakukan agar dapat bertahan hidup.
Namun kerja kerasnya tersebut juga dibalas dengan kasih dari sang majikan. Gaji yang diterimanya pun dapat mencukupi hidupnya yang sekarang sebatang kara. Walau terkadang lelah menghampiri, namun Ia berkata bahwa hatinya tetap bahagia karena Ia tahu di masa tuanya ini masih ada orang yang mau menampungnya dengan kasih.
Refleksi
Hasil Wawancara

Kasih Allah takan pernah berkesudahan, itulah yang dialami oleh Bibi Sumi. Rencana-rencana Allah membawanya pada kebahagiaan. Tuhan selalu melindungi langkahnya dimana pun dan kapan pun.
Tak pernah terpikir olehnya bahwa Ia akan hidup di kota besar dan nyaman. Dalam perjalanan mencari pekerjaan, Ia selalu diluputkan dari hal-hal negatif yang mungkin dapat membuatnya menjadi terpuruk sekarang. Namun itu semua tidak terjadi, karena Tuhan selalu membuka jalan bagi mereka yang percaya kepadanya.
Memang segala sesuatu harus berawal dari kerja keras, namun kita juga tidak boleh lupa berdoa mengucap syukur karena Tuhanlah yang mengatur segala kehidupan ini.
Semua cobaan yang kita lalui menempa diri kita menjadi pribadi yang lebih tegar. Pengalaman-pengalaman pun dapat kita gunakan sebagai guru untuk menempuh hari esok.
Tuhan Allah menyayangi anak-anaknya tanpa terkecuali, namun apakah kita juga akan setia dan mencintainya seperti Dia yang mencintai kita ?

No comments: