Hidup Bapak Supriyatna yang jauh dari cukup, membuat saya sadar betapa beruntungnya saya saat ini. Saya masih diberi kesempatan untuk tinggal di rumah yang nyaman, sedangkan Pak Supriyatna harus hidup dan tinggal mengontrak. Saya juga masih diberi kesempatan untuk makan makanan yang enak, sedangkan Pak Supriyatna untuk makan sehari-harinya saja dia harus bekerja banting tulang terlebih dahulu.
Saya merasa bersalah, karena saya seringkali mengeluh. Saya juga lebih banyak meminta tanpa disertai rasa bersyukur ketika apa yang telah saya minta, saya dapatkan. Kisah hidup seorang bapak penjual rujak keliling ini, secara tidak langsung menyadarkan saya, betapa beruntungnya saya. Kisah tersebut juga mengajarkan saya bagaimana cara mensyukuri hidup.
No comments:
Post a Comment