Pak Jumadi adalah salah satu dari sekian banyak orang yang harus bekerja keras demi mempertahankan hidupnya dan keluarga. Pak Jumadi bahkan mau berkorban dengan meninggalkan keluarganya dan mengembara sendirian ke Jakarta. Ia gigih mendorong gerobak sayurnya dari pagi hingga senja. Walau pendapatan yang diperoleh pun pas-pasan, ia tetap bersyukur kepada Tuhan.
Saya bersyukur karena bisa menjumpai sosok seperti Pak Jumadi. Saya menjadi tahu bagaimana sulitnya menjalani kehidupan, betapa sulitnya mencari uang. Orangtua saya sering memarahi saya jika saya tidak menghabiskan makanan saya, lalu mereka pun berkata, "Lihat tuh orang-orang di jalanan. Mereka kelaparan belum makan. Kamu yang punya makanan malah buang-buang makanan!". Saya sering kali tidak mempedulikan perkataan orangtua saya tersebut. Kini saya sadar, bahwa saya seharusnya bersyukur karena masih bisa makan dan memenuhi kebutuhan sampai sekarang, masih bisa memiliki rumah dan masih bisa berkumpul dengan keluarga yang utuh. Saya harus menghargai uang yang diperoleh orangtua saya dengan keringat.
Saya berharap bisa menjadi seperti Pak Jumadi. Bukan dengan menjadi pedagang sayur, melainkan menjadi seseorang yang memiliki semangat yang tinggi dalam menjalani hidup. Selalu bersyukurdengan apa yang diperoleh, tidak mudah putus asa dan menyerah. Sama seperti Pak Jumadi yang dengan gigih bekerja untuk kelangsungan hidup keluarganya.
Tia X5-25
Friday, April 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment